Rabu, 29 September 2010

TUGAS 1

Budaya Berorganisasi

Budaya Organisasi
Oleh: Ansyari Novan Triady


1.1 Definisi Budaya dan Organisasi
Ketika seseorang menilik bahasan kebudayaan, maka seolah akan hanyut dalam sebuah bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasanya, sehingga sukar sekali untuk mendapatkan batasan pengertian atau pemaknaan yang lugas dan rinci mencakup segala sesuatu yang seharusnya masuk dalam kajian tersebut.
Kata kebudayaan itu sendiri jalmaan dari kata “buddayah” dari bahasa sansekerta yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang berarti budi dan akal. Sedangkan kata “culture”berasal dari bahasa latin yaitu “colore”yang mempunyai arti mengolah atau mengerjakan. Dari asal arti kata “colore” tersebut kemudian menjalma menjadi kata “culture”.
Schein membahaskan budaya adalah sebagai satu kesatuan dan seluruhan yang komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan dan kebiasaan anggota masyarakat.
Sifat dari budaya yang berkesinambungan tersebut dan hadir disemua lini kehidupan mengakibatkan budaya meliputi semua penetapan perilaku yang dapat diterima selama satu fase kehidupan tertentu. Budaya juga terbentukdari struktur fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan pengaruh dari budaya itu sendiri terhadap kehidupan kita sebagaian besar tidak kita disadari.
Walaupun sulit memaknai secara tegas, untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan budaya organisasi ada beberapa “batasan” atau pernyataan yang dapat membantu penyamaan persepsi, atau setidaknya pemahaman mengenai budaya organisasi: ketika orang-orang bergabung dalam suatu organisasi, mereka membawa atribut nilai-nilai dan kepercayaan yang sudah diajarkan kepada mereka sebelumnya. Tetapi kerapkali “bekal / uang saku”ini tidak cukup menjadi modal seseorang untuk bisa survive dalam sebuah ruang organisasi. Orang perlu belajar menegnai nilai-nilai dan kepercayaan yang berlaku terjabar di dalam organisasi.
Budaya organisasi diciptakan dan dikembangkan oleh para para pimpinan sehingga hubungan budaya organisasi dengan kepemimpinantidak dapat saling dipisahkan, mereka
1.1.1 Hubungan Antara Budaya Dengan Organisasi
Budaya merupakan sistem dari aturan informal yang menunjukkan bagaimana orang-orang didalamnya berperilaku pada sebagian besar waktunya dalam organisasi. Dengan kata lain budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. Makna itu mewakili suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi tersebut, yang menyangkut aturan-aturan dan larangan-larangan yang menentukan bagaimana para anggota akan bertindak antara satu terhadap lainnya dan terhadap orang luar organisasi.
Dari semua penjabaran diatas, terlihat jelas betapa amat kompleksnya keterkaitan antara budaya organisasi dengan problematika organisasi. Demikian halnya dengan definisi budaya organisasi yang beragam, namun ada dua benang merah dari pemahaman budaya organisasi yaitu stabilitas dan integrasi.
Budaya juga terhubung erat dalam kerangka organization development, yang terkait erat dengan program intervensi keorganisasian, struktur organisasi dan pada akhirnya menyentuh aktivitas perencanaan SDM, pengembangan, pendidikan dan pelatihan agar SDM memiliki nilai budaya yang kuat, adaptif, dan sesuai dengan tuntutan “dunia terkait”. Selain stabilitas struktur dan integrasi ada rongga lain yang tercakup dalam budaya perusahaan yakni nilai, pola perilaku, tata cara, adat istiadat, tradisi dan sebagainya.

1.2 Terbentuknya Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempunyai pengertian sebagai aturan main yang ada didalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari “masyarakat organisasi” dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku didalam organisasi tersebut.
Selanjutnya dibedakan pengertian konsep organization culture (budaya organisasi) dengan organization climate (iklim organisasi). Iklim mengukur apakah budaya tertentu cocok terhadap nilai pribadi tertentu dari individu organisasi. Bilamana para individu mau menerima budaya yang telah disosialisasikan itu, maka iklim organisasi dikatakan sehat. Sebaliknya akan terjadi sebuah paradoks bila individu tidak mau menerima budaya itu.
Pada umumnya, iklim organisasi bersifat teknis atau sementara, sedangkan budaya organisasi lebih kekal dan strategis. Pada hakekatnya budaya organisasi merupakan program mental kolektif yang bisa dirumuskan, diterapkan, dan dikembangkan dalam sebuah organisasi. Budaya merupakan satu set nilai, penuntun kepercayaan atau suatu hal, pengertian dan cara berfikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi dan diterima oleh anggota baru seutuhnya yang pada ujung pangkalnya adalah melengkapi para anggotanya dengan rasa (identitas) organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Beberapa unsur yang membentuk budaya organisasi antara lain:
1. Lingkungan organisasi; lingkungan demana organisasi itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan.
2. Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3. Panutan atau keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan individu lainnya karena keberhasilannya.
4. Upacara-upacara (rites and ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh organisasi dalam gambaran pola hubungan dengan individu organisasi.
5. “Network”, jaringan komunikasi informal didalam organisasi yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya organisasi.

Dalam proses pengembangannya, budaya organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor: kebijakan organisasi (organization wisdom), gaya organisasi (organization style), dan jati diri organisasi (organization identity).
Dengan kata lain, dahulu budaya organisasi adalah “akibat”, sekarang dijadikan sebagai “sebab”. Pernyataan yang masih tetap simetris dengan ini adalah budaya organisasi yang unggul akan menciptakan organisasi yagn sehat dengan “produktivitas” individu yang tinggi. Buday organisasi dikembangkan sedemikian rupa, sehingga mampu menjadi pemersatu dan cambuk gerak langkah anggota organisasi. Nilai-nilai yang itdak mendukung tujuan organisasi dibuang, sementara nilai-nilai yang mendukung tujuan organisasi dijadikan andalan daya dan merupakan intangible asset yang sangat berharga bagi organisasi.
Pada saat ini organisasi menjadi lebih memahami bahwa komponen-komponen budaya seperti adat istiadat (kebiasaan), tradisi, peraturan-peraturan (rules), aturan aturan (regulation), kebijaksanaan dan prosedur bisa membuat nuansa yang menyenangkan, sehingga proses gerak dari organisasi akan berjalan dengan sinergi.
Budaya bisa menjadi asset tetapi bisa juga menjadi beban (liability). Budaya merupakan suatu aset karena budaya mempermudah pengambilan keputusan dan pengendalian organisasi, dapat mempertinggi tingkat kerjasama dan komitmen didalam organisasi.
Ada tujuh dasar dari kehidupan perusahaan yabg dipengaruhi oleh aspek budaya perusahaan, yaitu: Kerja sama (coorporation), Pengambilan keputusan (decision making), Pengendalian (controlling), Komunikasi (communication), Komitmen (commitment), Persepsi (perception) dan Pembenaran perilaku (Justification of behaviour).

1.3 Budaya Organisasi di KURUSETRA
Berbicara tentang organisasi seni memang mengasyikan. Mengapa? Karena di dalam organisasi seni kita harus pintar-pintar memanajemeni organisasi tersebut supaya dapat mecapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Sebelum kita berbicara tentang organisasi seni, perlu kita kupas dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi tersebut. Dapat didefinisikan secara umum bahwa organisasi adalah sebuah kelompok atau kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dan berkerjasama di dalam mencapai sebuah tujuan. Dari definisi secara umum tersebut, bila kita kaitkan dengan organisasi seni, berarti dapat dikatakan bahwa organisasi seni adalah kelompok atau kumpulan individu-individu yang mempunyai jiwa, minat, dan bakat berkesenian yang saling berinteraksi dan bekerja sama demi mancapai sebuah tujuan.
Didalam mencapai sebuah tujuan tentu perlu adanya kerja sama yang baik serta pembagian peran yang efektif. Yang paling penting adalah menyatukan aktivitas-aktivitas ke arah tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan sebuah struktur kepengurusan dan job discription yang jelas untuk memanajemen sebuah organisasi kesenian tersebut supaya tujuan awal dari organisasi dapat tercapai dengan hasil yang maksimal.
1.3.1 Cara Memepertahankan Budaya Organisasi Di KURUSETRA
Mengurus sebuah organisasi seni penuh dengan seni itu sendiri. Mengapa? Karena yang kita coba untuk mengorganisasi adalah individu-individu yang rata-rata mempunyai sifat idealisme sendiri-sendiri dan rata-rata mempunyai jiwa bebas yang dalam artian tidak suka terkekang. Letak dari budaya organisasi ini adalah trik-trik khusus dan cara mengelola individu-individu tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
Cara atau trik-trik yang digunakan untuk mengikat loyalitas serta motivasi dari para anggota contohnya saja: kondisi anggota yang mengalami kejenuhan didalam organisasi sehingga terasa kreatifitas sedikit berhenti, maka disini para pengurus harus jeli untuk membaca situasi sehingga kondisi organisasi tidak mengalami staknasi. Alternatif jitu untuk mengatasi maslah tersebut adalah berwisata bersama-sama ke pantai atau ke gunung sehingga pikiran lebih fresh serta ide dan kreativitas tersebut dapat muncul kembali. Dalam mengemas acara tersebut diperlukan suatu pengorganisisran secara rapi, apik, dan dinamis serta tidak hanya sekedar berwisata saja tetapi juga sebagai ajang pembentukan kondisi baru yang lebih fresh ketika kembali ke dalam kesibukan berorganisasi.
1.3.2 Hubungan Dinamika Kelompok Dengan Manajemen Konflik
Dari segi bahasa kita dapat membagi dalam 2 bagian yaitu dinamika dan kelompok. Dinamika dapat diartikan dengan suatu usaha menjaga satu sama lain untuk menciptakan suatu suasana yang dinamis. Kelompok adalah sekumpulan individu yang memiliki minat dan tujuan yang sama antara satu sama lain sehingga dinamika kelompok dapat diartikan sebagai usaha menjaga keharmonisan hubungan antar individu dalam suatu kelompok.
Untuk menjaga kedinamisan dari suatu kelompok diperlukan suatu cara atau konsep agar dapat bersatu yaitu dengan cara manajemen isu dan manejemen konflik.
1. manajemen issue
dalam manajemen issue dapat dilakukann penyatuan ide dan tujuan melalui suatu issue yang kita gulirkan pada suatu masyarakat atau kelompok tertentu dengan tujuan yang nantinya akan terjadi pendapat yang pro atau kotra terhadap issue tersebut sehingga secara tidak langsung pendapat setiap orang akan suatu masalah akan keluar dan secara bertahap mereka akan saling bersosialisasi antara satu sama lain dimana nantinya tiap individu akan lebih mengenal karakter masing-masing individu dan memudahkan kita untuk lebih menyatu dalam suatu kelompok
2. manajemen konflik
dalam manajemen konflik merupakan lamjutan tahapan dari manajemen issue, karena setelah issue digulirkan pasti nantinya akan terjadi suatu konflik antara yang pro dan yang kontra terhadap issue tersebut, disinilah kita harus mampu memainkan peranan kita, bagaimana kita mengolah konflik yang terjadi sehingga tidak membawa kita ke arah perpecahan tetapi lebih pada menuju ke arah kesadaran akan posisi kita masing-masing dalam kelompok tersebut dan bagaimana kita harus menghormati antara satu sama lain.


komentar dari artikel di atas :

setelah saya baca artikel diatas, saya menyadari bahwa pentingnya budaya berorganisasi di lingkungan masyarakat kita, banyak disekitar kita yang menuntut terjalinnya berorganisasi. Entah di sekolah, kampus atau kantor membutuhkan tanggung jawab kita agar terjalinnya budaya untuk berorganisasi. Dan apabila kita telaah dari artikel diatas, barulah kita ketahui bahwa budaya berorganisasi sudah ada sejak jaman dulu. Dengan adanya sikap kita yang mau menerapkan budaya berorganisasi pastilah kita semua akan memiliki sikap tanggung jawab dimana pun kita berada, mandiri dan disiplin...

Sekian komentar saya.

Selasa, 28 September 2010

TUGAS TULISAN 2

CERPEN

Die...

Viqii


Namaku adalah Claudie, dan teman-teman di sekolah biasa memanggilku Die. Sekarang ini aku berusia 17 tahun, dan aku duduk di kelas 3 SMA. Dan sekedar pengumuman saja, aku belum pernah pacaran loh.. hehehe...

Terkadang aku iri melihat Nasya dan Abell yang setiap hari diantar jemput oleh pacar-pacarnya. Sedangkan setiap hari aku diantar jemput oleh mang Darman, sang supir pribadiku. Selain itu aku juga suka bete mendengarkan Nasya dan Abell membicarakan pacarnya masing-masing.


Aku memang belum pernah pacaran, tapi bukan berarti aku belum pernah jatuh cinta. Cinta pertamaku adalah Marcel, aku mulai menyukainya sejak SMP, dan aku kira awalnya itu hanya cinta monyet anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, aku rasa aku jatuh cinta beneran kepada Marcel.

Sayang Marcel tidak pernah tau perasaanku itu. Dan selepas SMP aku berbeda SMA. Aku kira aku tidak akan melihatnya lagi. Sampai suatu hari di beberapa bulan yang lalu aku bertemu lagi dengannya. Ternyata aku dan Marcel satu tempat bimbingan belajar. Dan yang paling membuatku bahagia adalah karena Marcel masih mengenaliku. Benar kata pepatah, kalo jodoh tuh engga kemana...

Sudah hampir tujuh bulan aku dan Marcel intens bertemu, bukan hanya di tempat bimbel kami, tapi Marcel juga sering main ke rumahku. Kami juga sering jalan-jalan keluar kalau sedang libur, dan pernah beberapa kali Marcel datang ke sekolah untuk menjemputku. Kalau kata anak jaman sekarang, saat ini aku dan Marcel sedang menjalani masa pendekatan… kadang aku bingung sendiri kenapa aku harus menunggu hampir lima tahun hanya untuk dapat mengenal Marcel sedekat ini. Tapi aku cukup bersyukur karena setidaknya dalam hidupku ini Tuhan memberikan satu kali kesempatan untuk bisa dekat dengan orang yang benar-benar kita inginkan sejak dulu.


Dua bulan lagi aku akan melaksanakan Ujian Akhir Nasional. Dan di hari minggu pagi saat aku dan Marcel sedang berolahraga pagi, Marcel mengajakku duduk di sebuah kursi taman, “Die... kamu tau ga aku udah suka ma kamu tuh dari zaman kita SMP, waktu kita MOS. Tapi aku terlalu penakut buat bilang suka ma kamu. Makanya setelah hampir lima tahun aku simpan perasaan ini, sekarang aku udah bener-bener berani buat jujur. Aku sayang kamu Die... Mau ga jadi cewenya Marcel?”

Aku hanya mengangguk, enggga nyangka kalau selama ini dia juga punya perasaan yang sama denganku. Aku bahagia banget... Mungkin penantianku engga sia-sia, karena pacar pertamaku adalah cinta pertamaku...


end

TUGAS TULISAN 1

PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR

Aku adalah sebuah puisi karya Chairil Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan '45. Aku memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin "hidup seribu tahun lagi", namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.

Syair:

AKU

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komentar :

Puisi karya Chairil Anwar semuanya sangat luar biasa, namun yang paling saya sukai adalah syairnya yang berjudul AKU, jujur saya tidak mengerti banyak hal tentang puisi, tapi semenjak mendengar puisi ini dari sebuah film layar lebar beberapa tahun lalu, saya merasa penasaran untuk mengetahui puisi-puisi Chairil Anwar yang lainnya… Dan benar saja puisi-puisi miliknya sangat menyentuh…